Perintah Kaisar Naga Bab 5545

Perintah kaisar naga

Perintah Kaisar Naga Full Episode

A Man Like None Other novel free english

Bab 5545 dari Perintah Kaisar Naga: Hubungi Aku Kapan Saja

    Ia mengkhawatirkan keselamatan ayahnya siang dan malam, berdoa setiap saat untuk keselamatan jiwanya.

David menarik liontin giok hitam dari dadanya. Liontin itu memancarkan aura misterius dan dingin, seolah menyembunyikan rahasia yang tak terhitung jumlahnya.

Ia perlahan berkata, “Kami telah menemukan beberapa petunjuk. Liontin giok ini diambil dari Xue Wuying, tetua Aula Dao Jahat. Mungkin ini bisa membantu memulihkan jiwa ayahmu.”

Secercah harapan melintas di mata Lin Yun’er, secercah cahaya terang di kegelapan, menerangi jalannya ke depan.

“Benarkah? Hebat!”

Suaranya sedikit bergetar karena kegembiraan, air mata berlinang di matanya.

“Tapi aku tidak bisa menjamin keberhasilan. Aku harus mempelajari liontin giok ini dulu,”

kata David serius, menatap Lin Yun’er.

Matanya bersinar dengan keseriusan dan tanggung jawab, seolah memberi tahu Lin Yun’er bahwa ia akan melakukan yang terbaik untuk membantu ayahnya.

“Tidak masalah. Selama ada harapan, semuanya baik-baik saja,”

kata Lin Yun’er penuh semangat, senyum bahagia tersungging di wajahnya. Senyum itu sehangat dan secerah sinar matahari musim semi.

Ia segera membawa David dan Hu Mazi ke dalam rumah besar itu.

Rumah besar itu dipenuhi paviliun dan menara, serta ditumbuhi bunga dan pepohonan yang rimbun, membuatnya tampak seperti surga di bumi.

“Kepala Pelayan Zhang, cepat siapkan kamar untuk Chen Daoyou dan Tuan Hu,”

kata Lin Yuner kepada kepala pelayan tua itu dengan suara yang jelas dan ramah.

“Baik, Nona.”

Kepala Pelayan Zhang menjawab dengan cepat, punggungnya yang sedikit membungkuk menunjukkan semacam kesetiaan dan rasa hormat kepada tuannya.

Tak lama kemudian, kedua kamar itu pun siap.

Kamar itu berperabotan elegan, dengan meja, kursi, dan bangku, sementara seprai di tempat tidur empuk dan nyaman, mengundang siapa pun untuk berbaring dan beristirahat.

Begitu Hu Mazi melihat kamar itu, ia berseru dengan penuh semangat, “Nona Lin, kedua pelayan itu…”

Matanya memancarkan tatapan rakus dan bersemangat, seolah ia tak sabar untuk menghabiskan malam bersama mereka.

Lin Yuner sedikit tersipu, seperti cahaya matahari terbenam di cakrawala, dan berkata dengan malu-malu, “Tuan Hu, jangan khawatir, mereka sudah menunggu di kamar masing-masing.”

Hu Mazi tertawa terbahak-bahak dan tak terkendali, berkata, “Bagus! Kalau begitu aku akan kembali ke kamarku.”

Setelah itu, ia bergegas menuju kamarnya sendiri, langkahnya begitu cepat, seolah ia takut para pelayan akan menghilang jika ia selangkah di belakang.

Lin Yuner menatap punggung Hu Mazi, menggelengkan kepalanya tanpa daya, lalu menatap David, “Rekan Taois Chen, kamarmu di sebelah sini.”

David mengangguk dan mengikuti Lin Yuner ke kamarnya sendiri.

Ruangan itu didekorasi dengan gaya sederhana namun elegan. Sebuah lukisan pemandangan tergantung di dinding, pemandangannya dipenuhi aura yang semarak, membangkitkan rasa menyatu dengan alam.

“Rekan Taois Chen, istirahatlah sejenak. Aku akan membuatkanmu teh,”

kata Lin Yuner lembut, suaranya seperti gemericik air, menghadirkan rasa nyaman yang tak tertandingi.

“Tidak, aku ingin memeriksa liontin giok ini dulu,”

kata David, matanya tertuju pada liontin giok di tangannya, seolah sedang mencari rahasia yang lebih dalam.

Lin Yuner mengangguk. “Baiklah, jika kau butuh sesuatu, hubungi aku kapan saja.”

Setelah itu, ia berbalik dan meninggalkan ruangan.

Langkahnya yang ringan, seperti kepakan kupu-kupu, memberikan kesan keindahan.

David menutup pintu dan mengeluarkan liontin giok hitam itu, mengamatinya dengan saksama.

Liontin giok itu berwarna hitam pekat, seperti langit malam, diukir dengan rune-rune aneh. Rune-rune ini menyerupai garis-garis misterius, memancarkan aura yang dingin.

David dapat merasakan bahwa liontin giok ini mengandung kekuatan jiwa yang kuat, dan kekuatan jiwa itu seperti gelombang pasang, terus-menerus mengalir dalam persepsinya.

« Bab SebelumnyaDaftar IsiBab Selanjutnya »