Perintah Kaisar Naga Bab 5499

Perintah kaisar naga

Perintah Kaisar Naga Full Episode

A Man Like None Other novel free english

Bab 5499 dari Perintah Kaisar Naga: Kehancuran

    Bagaikan aliran kecil, benang jiwa membawa kekuatan spiritual para biksu, perlahan mengalir ke jurang gelap.

Para biksu, tanpa sadar, tetap tersesat dalam ilusi “mendengar khotbah.”

Wajah mereka menunjukkan ekspresi tenang, seolah-olah dalam mimpi indah.

“Menggunakan hipnosis untuk membimbing jiwa… Sungguh kejam!”

Hu Mazi membungkam suaranya, tinjunya mengepal hingga memutih. Amarahnya bagaikan gunung berapi yang siap meletus, siap meletus kapan saja.

Ia memikirkan para biksu yang tak berdosa, jiwa mereka direnggut tanpa ampun oleh kuil, dan hatinya dipenuhi duka dan amarah.

Biksu berjubah emas itu sepertinya merasakan sesuatu, tatapannya menyapu kerumunan, akhirnya tertuju pada David dan Hu Mazi.

Secercah kewaspadaan melintas di matanya, seperti seekor cheetah yang tajam, merasakan bahaya.

“Dua rekan Taoisku, mengapa kalian tidak menutup mata dan berkonsentrasi? Apa kalian tidak percaya khotbahku?” Suaranya masih keras, tetapi ada sedikit ancaman tersembunyi di dalamnya.

Hati David menegang, menyadari bahwa tindakannya mungkin telah membangkitkan kecurigaan biksu berjubah emas.

Namun, ia tidak menunjukkan tanda-tanda panik. Ia malah tersenyum dan berkata, “Ajaranmu memang mendalam, tetapi kami baru di sini dan masih ragu tentang metode menarik energi spiritual langit dan bumi ke dalam tubuh kami, jadi kami tidak berani berkonsentrasi gegabah.”

Suaranya tenang dan mantap, seperti danau yang tak terduga.

Biksu berjubah emas itu sedikit menyipitkan matanya dan menatap David dan Hu Mazi dari atas ke bawah, mencoba menemukan kekurangan mereka.

Tatapannya bagaikan dua pisau tajam, menyapu David dan Hu Mazi bolak-balik.

“Oh? Kalau ada pertanyaan, silakan sampaikan. Mungkin saya bisa membantu.”

Nadanya ragu-ragu, seolah menunggu David dan Hu Mazi mengungkapkan niat mereka yang sebenarnya.

David diam-diam memikirkan strategi. Ia tahu ia tak boleh membiarkan kecurigaan biksu berjubah emas itu berlarut-larut, atau rencana mereka akan gagal.

Sebuah ide muncul di benaknya, dan ia berkata, “Kami dengar bahwa menarik energi mendalam dari langit dan bumi ke dalam tubuh membutuhkan pemurnian pikiran dan pembuangan kotoran. Saya ingin tahu apakah ada metode khusus untuk ini?”

Pertanyaannya tampak biasa saja, tetapi dengan cerdik mengalihkan perhatian biksu berjubah emas itu.

Biksu berjubah emas itu mengangguk pelan dan berkata, “Metode pemurnian pikiran berfokus pada pembuangan gangguan dan pemusatan pikiran. Kalian bisa mencoba duduk bermeditasi untuk mencapai kedamaian batin.”

Suaranya melembut, seolah ia puas dengan pertanyaan David.

David memanfaatkan kesempatan itu untuk berkata, “Terima kasih atas bimbingan Anda, rekan Tao. Kami akan duduk bermeditasi dan mengikuti bimbingan Anda.”

Sambil berbicara, ia menarik lengan baju Hu Mazi, dan mereka berdua memejamkan mata, berpura-pura bermeditasi.

Namun kenyataannya, kesadaran spiritual mereka masih terus memantau setiap gerakan di sekitar mereka.

Melihat ini, mata biksu berjubah emas berkilat puas, dan ia melanjutkan khotbahnya.

Suaranya bergema di udara seperti mantra hipnotis, semakin menyelimuti para biksu di sekitarnya.

Dan benang-benang jiwa itu terus mengalir dari alis para biksu, mengalir ke alur-alur mimbar.

Waktu berlalu menit demi menit. David dan Hu Mazi berpura-pura mendengarkan khotbah, tetapi kenyataannya, mereka diam-diam mengamati konspirasi kuil.

Mereka menemukan bahwa rune hitam di bawah mimbar tampaknya terus-menerus menyerap kekuatan benang-benang jiwa, lalu mentransfer kekuatan ini ke guci jiwa.

Guci jiwa itu seperti lubang tanpa dasar, terus-menerus melahap jiwa-jiwa ini.

“Jika ini terus berlanjut, siapa yang tahu berapa banyak biksu yang akan menderita,”

kata Hu Mazi dengan suara yang hanya bisa didengar David, suaranya dipenuhi kekhawatiran.

David mengangguk pelan dan berkata, “Kita harus menemukan cara untuk menghentikan konspirasi ini sesegera mungkin, kalau tidak, akibatnya akan mengerikan.”

« Bab SebelumnyaDaftar IsiBab Selanjutnya »