
Perintah Kaisar Naga Full Episode
A Man Like None Other novel free english
Bab 5497 dari Perintah Kaisar Naga: Hanya Kemampuan Ini
Ia mencengkeram pergelangan tangannya yang terkilir dan menjerit nyaring, “Siapa?!” Suara itu dipenuhi ketakutan dan amarah, bagaikan auman binatang buas yang terluka.
Hu Mazi tiba-tiba mendongak dan melihat sosok yang familiar berdiri di pintu masuk gang. Kemeja putihnya berkibar lembut tertiup angin sepoi-sepoi, bagaikan panji yang tak tergoyahkan.
Api hitam putih samar berkobar di sekelilingnya, bagaikan rune misterius, memancarkan aura kuno dan kuat. Itu adalah David, yang datang dari Alam Yuande!
“David? Kenapa kau di sini?”
Hu Mazi terkejut sekaligus gembira, matanya langsung merah.
Ia yakin dirinya akan hancur. Dalam situasi putus asa ini, ia seakan melihat wajah muram Malaikat Maut, dan setiap sel di tubuhnya bergetar putus asa.
Ia tak pernah menyangka David tiba-tiba muncul, bagaikan seberkas cahaya di kegelapan, memberinya harapan hidup.
David tidak menjawab lebih dulu, tatapannya menyapu dingin ketiga orang di sekitar Hu Mazi.
Matanya sedingin es, memancarkan hawa dingin yang menusuk hingga membuat ketiga orang itu menggigil tanpa sadar.
Melihat ini, biksu berjubah putih itu mengepalkan pedang panjangnya dan menikam David. Dengan raut wajah yang garang, ia berteriak: “Orang usil lagi! Bunuh dia bersama-sama!”
Pedang panjang itu memancarkan cahaya dingin, bagaikan ular berbisa, dan melesat langsung ke wajah David.
Namun, tepat ketika pedangnya setengah terhunus, David mengulurkan dua jari dan menjepitnya erat-erat.
Jari-jari David sekeras baja. Sekeras apa pun biksu berjubah putih itu mencoba, pedang panjang itu tak mampu bergerak maju.
David sedikit mengangkat sudut mulutnya, memperlihatkan senyum meremehkan: “Dengan kemampuan sekecil ini, kau berani menggunakan pisau di depanku?”
Sambil berbicara, ia menekan ringan jari-jarinya. Dengan sekali jentikan, pedang panjang itu langsung patah menjadi dua.
Pedang patah itu melengkung di udara sebelum jatuh ke tanah dengan suara menggelegar.
Seketika, bola api murni meletus dari telapak tangannya, bagaikan terik matahari, memancarkan cahaya yang membara.
Ia menepuk pelan dada biksu berjubah putih itu. Sebelum sempat berteriak, ia telah dilalap api.
Api langsung melahapnya, membakarnya hingga tak dikenali. Tubuhnya terpelintir dan meronta-ronta di dalam api, bagaikan serangga terbang yang terperangkap di lautan api.
Tak lama kemudian, ia berubah menjadi abu, hanya menyisakan bau menyengat terbakar.
Scarface dan anak buahnya ketakutan. Wajah mereka memucat, kaki mereka gemetar, seolah-olah akan roboh kapan saja.
Mereka berbalik dan mencoba lari, langkah mereka tergesa-gesa dan panik, seolah-olah roh jahat yang tak terhitung jumlahnya sedang mengejar mereka.
Namun, David dengan santai mengayunkan dua rantai api, yang langsung melilit anggota tubuh mereka seperti dua ular api yang lincah.
Mereka berjuang mati-matian, tetapi tidak dapat melepaskan diri dari rantai itu, dan hanya bisa berteriak putus asa.
“Mau lari? Kau sudah memintaku?”
David melangkah maju dan menginjak punggung Scarface.
Kekuatannya bagaikan gunung, membuat Scarface terengah-engah.
Wajah Scarface memerah, dan matanya dipenuhi ketakutan dan rasa sakit.
“Katakan padaku, apa sebenarnya yang ingin kau lakukan dengan bersekongkol dengan Kuil Para Dewa dan Kuil Jalan Jahat?”
Suara David dingin dan tegas, seperti pedang yang menusuk jantung Scarface.
Scarface terinjak dan tidak bisa bernapas, dan setelah menyaksikan kekuatan mengerikan David, ia tidak berani menyembunyikan apa pun.
Tubuhnya terus gemetar, air mata menggenang di matanya, dan ia berteriak cepat, “Aku akan memberitahumu! Aku akan memberitahumu! Kuil membantu kami mengumpulkan jiwa, dan kami memberi mereka batu abadi! Aku benar-benar tidak tahu apa-apa lagi!”
Suaranya terisak, dipenuhi ketakutan dan ketidakberdayaan.
Mata David menjadi dingin, dan api menyembur dari telapak tangannya. Api itu bagaikan gelombang pasang, seketika membakar Scarface dan anak buahnya menjadi abu.
Udara dipenuhi bau menyengat, bau kematian.