
Perintah Kaisar Naga Full Episode
A Man Like None Other novel free english
Bab 5571: Menjaga Kebangkitan
Yunxiu melompat berdiri dengan gembira, berteriak, “Master Istana Keempat sungguh tangguh! Hancurkan penjahat ini!”
Saat kekuatan Pangeran Wu mulai menipis, Tetua Agung akhirnya tak kuasa menahan diri lagi.
Ia melesat dan langsung muncul tinggi di langit, siap mengulurkan tangan. Namun, tepat saat itu, sebuah suara memerintah menggelegar dari kejauhan: “Beraninya orang-orang dari Istana Dao Jahat begitu lancang di Kuil Ilahiku!”
Di saat genting ini, aura dahsyat tiba-tiba terpancar dari kedalaman Istana Raja Ilahi.
Layaknya gelombang pasang, aura itu membawa kekuatan tak tertahankan yang mengejutkan semua orang yang hadir.
Terkejut, semua orang menatap ke kedalaman Istana Raja Ilahi, mata mereka dipenuhi kebingungan dan ketakutan.
“Ini… mungkinkah ini Empat Penjaga Istana Raja Ilahi?”
Raut wajah Master Istana Ketiga menggelap, firasat buruk muncul di dalam dirinya.
Ia tak menyangka makhluk sekuat itu berada di dalam Istana Raja Ilahi, dan hal ini mulai mengguncang rencana awalnya.
Lagipula, ia hanya pernah mendengar tentang Empat Penjaga, belum pernah melihat mereka!
Tetua Agung mengerutkan kening, “Aku tidak menyangka makhluk sekuat itu ada di dalam Istana Raja Ilahi.”
Secercah ketakutan terpancar di matanya, jelas menyadari kerumitan situasi ini.
Jantung Lingxi berdebar kencang. Ia tahu itu pasti kebangkitan empat penjaga Istana Raja Ilahi.
Hanya Empat Penjaga yang mampu melepaskan aura mengerikan seperti itu.
Empat Penjaga adalah dewa pelindung Istana Raja Ilahi, kekuatan mereka yang tak terduga senantiasa menjaga istana.
Gangguan dari Master Aula Ketiga dan rekan-rekannya akhirnya menyadarkan mereka.
Benar saja, sesaat kemudian, sesosok perlahan muncul dari kedalaman Istana Raja Ilahi.
Sosok itu adalah seorang pria paruh baya berbalut baju zirah emas, wajahnya berwibawa, matanya memancarkan kesucian yang tak tergoyahkan.
Ia menghunus pedang panjang, bilahnya berkilauan dengan cahaya dingin, seolah diresapi kekuatan tak terbatas. Ia
memancarkan aura yang kuat, hampir nyata, sehingga sulit untuk menatap langsung ke arahnya.
Melihat ini, Lingxi segera memaksa Pangeran Wu mundur dan mendekati pria itu!
“Salam, Tuan Pelindung!”
Lingxi dan para pengawal dewa di belakangnya segera berseru hormat, mata mereka dipenuhi kekaguman dan rasa terima kasih.
Mereka tahu bahwa kehadiran Tuan Pelindung ini akan mengubah situasi saat ini.
Pria berzirah emas itu mengangguk, mengakui identitasnya. Ia
kemudian melirik Master Aula Ketiga, Pangeran Wu, Tetua Agung, dan yang lainnya, dan dengan dingin berkata, “Dasar orang gila yang berani! Beraninya kalian bertindak sembrono di depan Istana Raja Dewa? Apa kalian bosan hidup?”
Suaranya, bergema bagai lonceng, membuat telinga orang-orang di sekitarnya berdenging.
Wajah Master Aula Ketiga berubah, tetapi ia segera memaksakan diri untuk tenang dan berkata, “Siapa kalian? Beraninya kalian ikut campur dalam urusan Kuil Dewa kami?”
Ia mencoba menutupi rasa takutnya, tetapi suaranya bergetar, jelas-jelas dipenuhi rasa bersalah.
Pria berbaju zirah emas itu mencibir, “Aku salah satu dari Empat Penjaga Istana Raja Ilahi, yang diperintahkan untuk melindunginya. Kau telah masuk tanpa izin ke Istana Raja Ilahi, dan kau bahkan mencoba menyerang Master Aula Keempat. Kau sedang mencari kematian!”
Suaranya dipenuhi amarah dan kewibawaan, seolah mengecam kejahatan Master Aula Ketiga dan yang lainnya.
Tetua Agung melangkah maju, sekilas ketakutan di matanya. “Aku tak pernah menyangka Empat Penjaga Istana Raja Ilahi yang legendaris itu benar-benar ada. Namun, bahkan jika kalian berempat hadir, kalian tak akan bisa menghentikan kami!”
Ia mencoba memberanikan diri, tetapi nadanya terasa jauh lebih lemah dari sebelumnya.
Pria berbaju zirah emas itu terkekeh meremehkan, “Benarkah? Kalau begitu, biarkan aku melihat apa yang mampu kau lakukan!”
Dengan itu, auranya kembali menguat, dan tekanan kuat langsung menyelimuti seluruh pintu masuk Istana Raja Ilahi.
Tekanan itu terasa nyata, mencekik Master Aula Ketiga, Pangeran Wu, Tetua Agung, dan yang lainnya.
Ekspresi Master Aula Ketiga berubah. Ia tak menyangka Istana Raja Ilahi benar-benar memiliki penjaga, apalagi yang begitu tangguh.
Awalnya mereka mengira bisa dengan mudah memasuki Istana Raja Ilahi dengan keunggulan jumlah mereka dan dukungan dari Aula Jalan Jahat, tetapi kini tampaknya segalanya tak sesederhana yang mereka bayangkan.