
Perintah Kaisar Naga Full Episode
A Man Like None Other novel free english
Bab 4659
Xing Daorong mencibir, dan tombak muncul di tangannya dalam sekejap. Dengan lambaian tombak, angin dan awan tiba-tiba melonjak, dan udara di sekitarnya tampak membeku. Sebuah momentum kuat terpancar darinya, menindas orang-orang di sekitarnya seperti gunung.
Xing Daorong mencibir: “Kalau kau menginginkan nyawa Jenderal Xing Daorong-ku, itu tergantung kemampuanmu! Hari ini, ayo kita kabur!”
Melihat hal ini, pasukan di kedua belah pihak mundur, meninggalkan medan perang yang kosong.
Xing Daorong dan Qiu Wanqing saling memandang, mata mereka penuh dengan semangat juang yang membara, seolah-olah
Mereka ingin saling melahap. “Ayo, kita istirahat saja hari ini!”
Qiu Wanqing meraung, dan tubuhnya tiba-tiba melonjak, seperti seekor harimau yang turun dari gunung, dan langsung menyerbu Xing Daorong.
Dia mengepalkan kedua tangannya, dan tinjunya dibalut dengan energi sejati yang dahsyat, seperti dua sambaran petir, membelah langit dan menghantam dada Xing Daorong.
Xing Daorong mendengus dingin, dan alih-alih mundur, dia malah maju, dan tombaknya bagaikan naga, langsung menuju bagian vital Qiu Wanqing.
Ia fleksibel, melesat melintasi medan perang bak naga. Tombak itu seakan memiliki nyawa di tangannya, dan setiap serangan mengandung kekuatan untuk membelah gunung dan batu, mengarah langsung ke tenggorokan, jantung, dan titik-titik fatal lainnya milik Qiu Wanqing.
Dua lelaki itu saling beradu dalam sekejap, bayangan senjata dan hembusan angin tinju saling bertautan, menyebabkan batu beterbangan dan debu beterbangan.
Setiap gerakan dan jurus mereka penuh kekuatan dan keterampilan, seolah-olah akan meruntuhkan seluruh gunung hingga rata dengan tanah. Sosok-sosok mereka bergerak cepat di medan perang, bagai dua kilatan petir, menyilaukan dan sulit ditaklukkan.
“Boom!” Dengan suara keras, kedua pria itu mundur beberapa langkah, dan tanah retak karena kekuatan mereka, seolah-olah bumi berguncang.
Orang-orang yang menyaksikan pertempuran di sekitar semuanya ketakutan. Kekuatan seperti itu jarang terlihat di dunia.
Mereka mundur satu demi satu, karena takut terkena dampak pertempuran mengerikan ini.
Qiu Wanqing meraung, seluruh tubuhnya mendidih karena energi, dan tinjunya dibalut dalam suara angin dan guntur yang dahsyat, menyerbu ke arah Xing Daorong lagi.
Setiap pukulannya tampaknya membawa kekuatan langit dan bumi, membombardir tombak Xing Daorong, membuat suara yang memekakkan telinga.
Daorong juga tidak mau kalah, tombaknya menari-nari, ujung tombaknya memancarkan cahaya dingin, seperti naga perak yang terbang di udara, setiap serangannya akurat dan mematikan.
Pertarungan antara keduanya makin lama makin sengit, tiap gerakan mematikan, dan tiap gerakan menegangkan.
Sosok-sosok mereka bergerak cepat di medan laga, kadang meloncat tinggi ke angkasa, kadang menukik ke tanah, seakan-akan tengah melakukan tarian antara hidup dan mati.
Langit tertutup awan gelap dan guntur bergemuruh, seakan-akan langit dan bumi pun terguncang oleh pertempuran hebat ini.
Xing Daorong tiba-tiba berteriak, dan tombaknya melesat dengan lintasan cemerlang di udara, seperti meteor di langit malam, langsung mengenai kepala Qiu Wanqing.
Qiu Wanqing mendengus dingin, membalikkan tubuhnya ke samping, dan nyaris menghindari serangan itu.
Namun, tombak Xing Daorong tampaknya memiliki roh, dan berputar di udara dan menusuk pinggang Qiu Wanqing lagi.
Qiu Wanqing merasa ngeri dan segera menghindar ke samping, tetapi ujung tombak yang tajam masih saja merobek pakaiannya, meninggalkan luka yang dalam.
Dia meraung, mencakar kedua tangannya, dan mencengkeram dada Xing Daorong, mencoba menekan lawannya dengan keuntungan pertarungan jarak dekat.
Xing Daorong mendengus dingin, melompat mundur, dan menghindari serangan Qiu Wanqing.
Ia menggoyangkan tombaknya, dan ujung tombak itu menusuk Qiu Wanqing bagai tetesan air hujan. Setiap tembakan akurat dan cepat, seolah-olah menembus tubuh Qiu Wanqing ke dalam saringan.
Qiu Wanqing tidak mau kalah, dan menari dengan tangannya untuk membentuk serangkaian penghalang qi sejati, mencoba menahan serangan Xing Daorong.
Namun, tombak Xing Daorong bagaikan cahaya fajar, menembus lapisan penghalang dan langsung menuju bagian vital Qiu Wanqing.
Keduanya bertarung bolak-balik, dan seluruh dunia tampak berubah warna.
Sosok-sosok mereka bergerak cepat di medan laga, kadang-kadang terhuyung-huyung, dan kadang-kadang bertempur berdampingan, seakan-akan mereka tengah terlibat dalam pertarungan senyap.