Perintah Kaisar Naga Bab 5742

Perintah kaisar naga

Perintah Kaisar Naga Full Episode

A Man Like None Other novel free english

Bab 5742 Sendirian

Saat David melangkah ke lorong hampa, suatu kekuatan yang jauh lebih dahsyat dan kacau daripada perjalanan luar angkasa sebelumnya melandanya!

Lorong menuju Langit Kesepuluh ini sangat tidak stabil, seolah-olah bisa runtuh kapan saja. Lingkungan di sekitarnya bukanlah kegelapan yang tenang, melainkan penuh dengan turbulensi kehampaan yang penuh warna namun sangat berbahaya.

Arus deras ini, bagaikan bilah pisau tak kasat mata, dengan panik memotong dan mencabik energi abadi pelindung David, sambil mengeluarkan suara “mendesis” yang memuakkan.

Ekspresi David tampak serius. Ia mengerahkan seluruh kekuatan abadinya, membangun lapisan demi lapisan pertahanan di sekelilingnya. Pada saat yang sama, ia mendorong hukum ruang dan waktu hingga batasnya, mencoba menemukan jalur yang relatif stabil di tengah arus yang bergejolak.

Dia memegang Pedang Pembunuh Naga di tangannya, siap untuk membelah celah spasial yang mematikan kapan saja.

Akan tetapi, kekuatan dan kekacauan penghalang Sepuluh Surga jauh melampaui imajinasinya.

Badai spasial berwarna ungu tua, menyerupai naga raksasa, terbentuk tanpa peringatan, membawa aura pemusnahan, dan turun ke atasnya!

“tidak bagus!”

Pupil mata David mengerut tajam, dan ia mengerahkan seluruh kekuatannya. Pedang Pembunuh Naga meletus dengan cahaya pedang yang menyilaukan dan menebas badai dengan ganas!

“ledakan–!”

Benturan keras terjadi di lorong itu. David merasakan kekuatan yang tak terlukiskan mengalir deras ke seluruh tubuhnya, rasa manis menyeruak di tenggorokannya, dan darah kembali mengucur dari sudut mulutnya.

Ia berusaha keras untuk menenangkan diri, tetapi jalan menjadi semakin tidak stabil akibat benturan tersebut, dan ruang di sekitarnya hancur berkeping-keping bagaikan cermin!

“Krak… Bang!”

Akhirnya, di tengah-tengah perasaan pusing karena kehilangan kendali, aura abadi pelindung David hancur total, dan dia terlempar keluar dari lorong kehampaan yang runtuh oleh kekuatan yang tak tertahankan!

Rasanya sudah lama sekali berlalu, tetapi juga terasa hanya sesaat.

“Dor!!”

Dengan suara dentuman keras, tubuh David jatuh ke tanah bagaikan meteorit, menciptakan kawah yang dalam pada batuan keras.

Guncangan hebat itu membuat penglihatannya gelap, dan terasa seolah-olah organ dalamnya bergeser, dan seluruh tubuhnya mengerang seolah-olah tidak sanggup menahan beban itu.

Dia berbaring di dasar lubang, terbatuk-batuk dengan keras, setiap batuknya mengeluarkan buih darah berwarna merah terang.

Setelah beberapa saat, pusing dan nyerinya sedikit mereda.

Dia berusaha mengangkat kepalanya dan melihat sekelilingnya.

Apa yang terlihat adalah pemandangan yang sama sekali asing.

Langit berwarna biru tua, tampak luar biasa tinggi dan jauh. Udara dipenuhi energi spiritual surga dan bumi yang hampir tak tertembus, bercampur dengan aroma berbagai tanaman dan pepohonan, dan… aura samar, primitif, dan ganas.

Dia berdiri di puncak gunung yang menjulang tinggi, memandang ke hutan luas yang bergelombang sejauh mata memandang.

Pohon-pohon kuno menjulang ke langit, tanaman merambat terjalin, dan segala macam bunga eksotis dan tanaman herbal langka bersaing untuk menarik perhatian, masing-masing memancarkan fluktuasi energi yang luar biasa.

Aura hukum di sini benar-benar berbeda dari Sembilan Surga; lebih mendalam, kuno, dan lebih aktif.

Struktur spasialnya juga sangat stabil. David merasa akan jauh lebih sulit baginya untuk menembus ruang di sini daripada di Surga Kesembilan.

“Apakah ini… Surga Kesepuluh?”

David merasakan ketidakpastian dan kewaspadaan.

Ia berjuang untuk keluar dari lubang itu, tetapi gerakan itu memperparah luka dalam dan luarnya, sehingga ia mengerang lagi.

Tanpa sadar, ia terbiasa memanggil suara yang dalam benaknya merupakan guru sekaligus sahabatnya: “Senior, Senior Chiyun, di mana kita…”

Percakapan itu tiba-tiba berakhir.

Lautan kesadaran itu kosong.

Selain Kitab Suci Emas Luo Agung dan Menara Penindas Iblis yang mengambang dengan tenang, tidak ada lagi api jiwa yang familiar dengan sedikit kekuatan iblis.

Rasa kehilangan yang tak terlukiskan langsung menerpa David, bagai diterjang gelombang pasang.

Sepanjang hidupnya, tidak peduli bahaya atau kesulitan apa pun yang dihadapinya, Raja Iblis Awan Merah selalu memberinya pengingat atau bantuan di saat-saat genting; persahabatan diam-diam itu telah lama menjadi kebiasaan.

Sekarang setelah Raja Iblis Awan Merah mendapatkan kembali tubuh fisiknya dan sedang mencari Peri Bulan Rohnya, lautan kesadaran yang kosong telah membuat David benar-benar merasakan apa artinya menyendiri untuk pertama kalinya.

« Bab 5,741Daftar BabBab 5,743 »