Married at First Sight novel bahasa Indonesia, English
Menikah pada Pandangan Pertama Serenity dan Zachary York
Bab 101
Serenity sedang menikmati secangkir kopi sambil duduk di kafe favoritnya ketika teleponnya berbunyi. Dia melihat layar dan melihat nama Liberty. Dia segera menjawab panggilan.
“Seren, aku baru saja pulang dari kantor. Aku memikirkan beberapa hal, dan aku merasa kita perlu bicara,” kata Liberty dengan nada yang cemas.
“Ada apa, Lib?” tanya Serenity dengan penuh perhatian.
“Ini tentang Hank. Aku tidak tahu harus mulai dari mana. Sepertinya semuanya tidak berjalan dengan baik,” Liberty mengungkapkan kekhawatirannya.
Serenity menarik napas panjang. “Kita bisa bertemu di rumahku. Aku akan menyiapkan teh dan kita bisa bicarakan ini lebih lanjut.”
Setelah beberapa saat, Liberty tiba di rumah Serenity. Mereka duduk di ruang tamu, dikelilingi oleh aroma teh yang menenangkan. Liberty memulai pembicaraan dengan berat hati.
“Aku merasa Hank semakin jauh dariku akhir-akhir ini. Dia sangat sibuk dengan pekerjaannya, dan aku merasa tidak lagi dianggap penting dalam hidupnya,” kata Liberty sambil menatap cangkir tehnya.
“Dia sangat terobsesi dengan pekerjaannya, ya?” Serenity mengamati.
“Iya. Aku sudah berusaha untuk berbicara dengannya tentang bagaimana aku merasa diabaikan, tetapi dia selalu mengalihkan topik pembicaraan. Aku tidak tahu harus bagaimana,” Liberty mengeluh.
Serenity meletakkan tangannya di atas tangan Liberty untuk memberikan dukungan. “Aku mengerti. Kadang-kadang pria tidak menyadari betapa pentingnya komunikasi dalam hubungan. Mungkin kamu perlu lebih tegas dan jujur tentang perasaanmu.”
Liberty mengangguk, terlihat sedikit lebih tenang. “Aku akan mencoba. Tapi aku juga merasa seperti aku mulai kehilangan diriku sendiri dalam proses ini.”
Serenity menatap sahabatnya dengan penuh empati. “Ingat, kamu selalu bisa mengandalkan aku. Jika kamu membutuhkan dukungan atau sekadar ingin berbicara, aku ada di sini untukmu.”
Setelah perbincangan mereka berakhir, Liberty merasa sedikit lebih baik. Meskipun masalahnya belum sepenuhnya terpecahkan, dia merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang ada. Serenity memeluk Liberty sebelum dia pulang, memberikan dukungan terakhir yang diperlukan.